web 2.0

Friday, January 23, 2009

AMERICA’S MOST WANTED HACKER

Sebuah ketukkan terdengar dari pintu apartemennya, Kevin Mitnick membuka pintu dan mendapati lusinan agen FBI dan penegak hukum lain sudah bersiap untuk menangkapnya. Ini adalah akhir perjalanan seorang hacker yang terpaksa buron demi menghindari hukuman penjara. Hacker yang selama masa buronnya itu telah mendapatkan status legendaris, bahkan telah tumbuh menjadi sebuah mitos yang lebih besar dari dirinya sendiri.
Penangkapan yang terjadi pada 1995 itu menandai awal dari kasus penahanan yang paling kontroversial terhadap seorang pelaku kejahatan cyber. Mitnick adalah seorang penyusup pada sistem komputer dan menjelma menjadi America’s Most Wanted Hacker.
Mitnick muda mempelajari komputer dengan nongkrong di toko RadioShack atau di perpustakaan umum, keluarganya tak cukup berduit untuk memiliki komputer berkembang terus hingga ia dewasa.
Pada periode 1980-an, Mitnick mudah sekali keluar-masuk sistem komputer. Namun, pada akhir 80-an ia sebenarnya mulai ingin meninggalkan hobinya tersebut dan mulai mencari pekerjaan yang sah.
Sayangnya, sebelum ia bisa melakukan itu, pada 1887 ia tertangkap karena menyusup komputer perusahaan Santa Cruz Organization, sebuah perusahaan piranti lunak yang terutama bergerak di bidang sistem operasi Unix. Ketika itu pengacara Mitnick berhasil menurunkan tuduhan kejahatan menjadi tindakan yang kurang baik, Mitnick pun hanya diganjar tiga tahun masa percobaan.
Tidak sampai setahun, Mitnick kembali tersandung kasus hukum. Gara-garanya seorang teman yang komputernya ia gunakan untuk membobol komputer lain melaporkan Mitnick pada pihak berwajib. Kali ini yang dibobol Mitnick adalah komputer milik Digital Equipment Corporation.
Setiap kali membobol sebuah komputer yang dilakukan Mitnick adalah mengambil kode penyusun dari sebuah piranti lunak. Kode itu kemudian ia pelajari dengan sungguh-sungguh, terkadang menemukan berbagai kelemahan di dalamnya. Dalam sebuah kesempatan, Mitnick mengaku ia hanya mengambil kode penyusun dari piranti lunak yang ia sukai atau yang menarik baginya.
Dalam kasus DEC, Mitnick mendapatkan masa tahanan yang lebih berat. Ketika itu pengacaranya menyebut Mitnick memiliki ‘kecanduan pada komputer yang tidak bisa dihentikan’. Ia diganjar satu tahun penjara.
Di penjara, Mitnick mendapatkan pengalaman yang buruk. Pada saat itu legenda Kevin Mitnick, atau dikenal juga dengan nama samaran ‘The Condor’, sudah semakin membesar. Reputasinya sebagai seorang penjahat komputer juga semakin membumbung melebihi kenyataan. Sipir di Lompoc, penjara tempat Mitnick berada, mengira Mitnick bisa menyusup ke dalam komputer hanya dengan berbekal suara dan telepon. Walhasil Mitnick bukan hanya tidak boleh menggunakan telepon, ia juga menghabiskan waktu berbulan-bulan dalam ruang isolasi. Tak heran jika kemudian ia dikabarkan menglami sedikit gangguan jiwa saat menjalani hukuman di Lompoc.
Tahun 1989 Mitnick dilepaskan dari penjara. Ia berusaha mencari pekerjaan yang resmi, namun statusnya sebagai mantan narapidana membuat Mitnick sulit mempertahankan pekerjaan. Akhirnya ia bekerja sebagai pendulang informasi untuk kantor penyelidik swasta. Tentunya ini menyeret Mitnick kembali kembali pada dunia abu-abu dan hitam. Tak lama, pada awal 1990-an, Mitnick pun dicari lagi oleh FBI. Kali ini, takut akan masuk ruang isolasi selama bertahun-tahun, Mitnick memutuskan untuk kabur.
Sebagai buronan Mitnick berusaha sebisa mungkin untuk tidak tertangkap. Ia sering berpindah-pindah tempat tinggal dan selalu menanggalkan berbagai kebiasaan. Berbagai cara ia lakukan agar tidak terlacak oleh pengejarnya. Namun ia tidak bisa meninggalkan hobinya mengoprek komputer dan jaringan internet. Bahkan beberapa keahliannya konon digunakan untuk mendapatkan identitas baru.
Legenda Mitnick selama buron dalam kurang lebih dua tahun, semakin menjadi-jadi. Ia menjelma sebagai ‘Ninja Cyber’ yang konon bisa membobol komputer Pentagon hanya dengan remote televisi, sebuah rumor yang melebihi cerita fiksi apapun.
Mengapa Mitnick, seorang buron dalam kasus pembobolan komputer, bisa menjadi penjahat yang paling dicari? Ini tak lepas dari peran media massa. Secara khusus adalah serangkaian artikel sensasional dari John Markoff yang dimuat di New York Times.
Markoff mengutuki Mitnick bagaikan seorang teroris. Dalam sebuah pernyataan setelah lama dibebaskan, Mitnick menyebut citra dirinya yang ditampilkan Markoff begaikan seorang teroris yang berusaha mengendalikan nuklir dunia. “Saya seakan seorang Osama bin Mitnick,” ujarnya bercanda.

Markoff menggambarkan Mitnick sebagai seorang yang mematikan, tak bisa dihentikan, dan layak menjadi buronan sepuluh besar FBI maupun penegak hukum lainnya. Artikel Markoff, yang kadang muncul di halaman depan, menjadikan Mitnick kandidat terkuat proyek percontohan atas kejahatan cyber. Masa depan Mitnick dalam penjara boleh dibilang sudah dituliskan saat itu juga.
Selama menjadi buron Mitnick juga terus menjalankan aksinya. Ia membobol berbagai komputer perusahaan besar. Termasuk Sun Microsystem. Ia menggunakan, dan maksudnya di sini adalah membobol rekening seseorang, pada layanan backup dari hasil aksinya. Sebenarnya Mitnick tidak bekerja sendirian, namun saat tertangkap ia tidak pernah mengungkapkan siapa saja rekannya.
Salah satu korban Mitnick adalah T. Shimomura, seorang ahli komputer yang dalam beberapa tulisan di Internet diragukan kebersihannya. Ada dugaan bahwa Shimomura juga seorang hacker yang kerap melakukan perbuatan ilegal. Satu hal yang banyak disetujui adalah, Shimomura memiliki sikap yang arogan dan nampaknya ingin muncul sebagai pahlawan dalam kisah perburuan Mitnick.
Shimomura, Markoff, dan FBI bahu-membahu untuk menangkap sang buronan. Paduan dari berita sensasional Markoff, kemampuan hacking Shimomura, dan kekuatan hukum FBI pada akhirnya melacak kediaman Mitnick.
Seperti biasanya, kisah tertangkapnya seorang buron, Mitnick melakukan keteledoran. Layanan penyimpanan yang ia gunakan rupanya memiliki program otomatis untuk mengecek isi file yang disimpan. Pemilik rekening yang digunakan Mitnick mendapatkan peringatan dari sistem mengenai kapasitas berlebih. Ini adalah awal terlacaknya Mitnick.
Mitnick mengakui dirinya ceroboh karena tidak menduga bahwa FBI, Shimomura, Markoff, dan penyedia layanan telepon selular melakukan kerja sama yang begitu erat dan terpadu.
“Operator selular melakukan pencarian dalam database penagihan mereka terhadap dial-up ke layanan internet Netcom POP. Ini, seperti bisa menduga, membuat mereka bisa mengidentifikasi area panggilan dan nomor MIN (mobile identification number) yang saya gunakan pada saat itu. Karena saya kerap berganti nomor, mereka mengawasi penggilan data apapun yang terjadi di lokasi tersebut. Lalu, dengan alat Cellscope 2000 Shimomura, Markoff, dan orang-orang operator selular melacak sinyal telepon saya hingga ke lokasi yang tepat,” Mitnick menuturkan.

Dua minggu sebelum tertangkap, Mitnick baru pindah ke Raleigh. Lokasi baru membuatnya kurang waspada dan ia lupa melacak jalur dial-up yang digunakannya. Beberapa jam sebelum tertangkap Mitnick baru mengetahui ada sesuatu yang terjadi, pelacakan dan pengawasan sedang dilakukan terhadap jalur yang ia gunakan. Saat ia sedang berusaha melacak sejauh mana pengawasan telah dilakukan hingga siapa di balik pelacakan tersebut, ia mendengar ketukan di pintu. Mitnick membuka pintu dan berhadapan dengan lusinan U.S Marshall dan FBI.

Dari : Di Balik Kisah-Kisah Hacker Legendaris

0 komentar:

Post a Comment